Our Event
/>
Archive for 2013
Paradigma Mahasiswa Baru: Kejar IPK atau Mahasiswa aktivis?
Menyandang status mahasiswa
agaknya menjadi suatu gengsi tersendiri bagi kebanyakan siswa saat ini. Adanya mindset bahwa kuliah bisa meningkatkan
kualitas diri (asal dilakukan dengan benar), membuat banyak siswa berlomba –
lomba untuk merebut kursi perguruan tinggi dan menyandang mahasiswa. Selain mindset di atas, tentu saja sedari dulu,
bisa menggunakan almamater universitas adalah sebuah kebanggaan, apalagi
almamater yang dikenakan adalah almamater universitas – universitas terbaik di
negeri ini. Bagaimana tidak bangga, menjadi mahasiswa berarti menyandang status
the agent of change, atau agen
perubahan. Simplenya mahasiswa adalah pilar – pilar negara, kenapa demikian? Karena
mahasiswa yang sebenarnya adalah kaum intelek, kaum pemikir, kaum yang cerdas
dan tentu saja suatu negara membutuhkan pemuda – pemuda yang seperti itu.
Untuk
semua alasan di ataslah, ratusan ribu siswa lulusan SMA/Se-derajat berlomba –
lomba mengikuti seleksi masuk di universitas – universitas pilihan mereka.
Diantara mereka ada yang mengikuti bimbingan belajar yang biayanya jutaan
rupiah, hanya agar bisa menggapai satu kursi di kampus terbaik.
Setelah
segala upaya yang mereka lakukan, dan pada akhirnya mereka berhasil merebut
satu kursi kampus, mahasiswa – mahasiswa baru ini akan bertepuk dada dengan
bangga. Namun, apakah sebenarnya yang dicari para mahasiswa di kampus mereka.
Ketika seorang mahasiswa baru akan memasuki lingkungan kampus mereka untuk
pertama kali, mereka benar – benar putih polos. Mereka mendapat banyak ajaran
dan pemikiran yang berseliweran di lingkungan baru itu. Senior – senior yang
beragam pemikirannya, akan sangat mempengaruhi sepak terjang mereka selama
kuliah nantinya. Bagaimana tidak, ketika baru pertama kali masuk, senior –
senior akan sering meneriakkan doktrin – doktrin ala mahasiswa aktivis,
teriakkan “hidup mahasiswa” dan sebagainya tak akan asing di dengar mahasiswa
baru. Teriakan untuk menjadi mahasiswa yang selalu kritis, peduli dan tidak
apatis. Hal ini baik, karena memang begitulah seharusnya menjadi mahasiswa.
Harus siap mengabdi untuk masyarakat, dengan pengetahuan dan kecerdasan mampu
mengkritik langkah yang mereka anggap salah dari jajaran pemerintah,
mengorbankan waktunya untuk kegiatan sosial. Tapi terkadang mereka kelewatan
sosial. Mereka menghabiskan waktu untuk rapat sana – sini dan meninggalkan
kuliah, ikut unjuk rasa dan meninggalkan kuliah. Sehingga harus kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan IPK yang tinggi. Ini adalah pilihan, menjadi
mahasiswa baru tentu akan terjebak dalam
pilihan ini. Walaupun tentu saja passion dari dalam diri mahasiswa baru itu yang
nantinya akan menjadi filternya.
Maksudnya, passion seorang mahasiswa atau bisa kita sebut gairah mereka, jiwa
mereka lebih memilih jalan yang mana.
Mahasiswa yang memilih mengejar IPK ketimbang menjadi mahasiswa aktivis cenderung pendiam, dan tidak banyak bicara. Mereka adalah pemikir sejati, menyelesaikan masalah dengan bidang ilmu yang mereka geluti. Mereka adalah engine untuk pergerakan suatu bangsa. Sementara mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang cenderung sangat aktif, banyak bicara, senang memimpin dan menggerakkan rekan – rekannya. Mereka adalah pemimpin, penggerak engine yang saya maksud diatas. Jadi kedua tipe mahasiswa ini akan sangat saling membutuhkan. Dan tentu saja, negara ini membutuhkan kedua tipe mahasiswa ini. Tapi harus saya tekankan, bahwwa negara ini hanya membutuhkan mahasiswa sejati, mahasiswa yang sebenarnya. Maksud saya, mahasiswa yang benar – benar mau berfikir, mau ber korban, mau aktif untuk dirinya dan bangsanya. Bukan mahasiswa sok pintar, dan bukan mahasiswa sok aktivis yang suka teriak – teriak nggak jelas. Demo sana – sini dengan kerusuhan dan bikin onar. Itu bukan mahasiswa, mahasiswa adalah kaum intelek, dan akan menyelesaikan setiap masalah dengan cara intelek. So, mana yang kamu pilih, kejar IPK? Atau jadi aktivis dan sosialita? Better if you can be them both.
Mahasiswa yang memilih mengejar IPK ketimbang menjadi mahasiswa aktivis cenderung pendiam, dan tidak banyak bicara. Mereka adalah pemikir sejati, menyelesaikan masalah dengan bidang ilmu yang mereka geluti. Mereka adalah engine untuk pergerakan suatu bangsa. Sementara mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang cenderung sangat aktif, banyak bicara, senang memimpin dan menggerakkan rekan – rekannya. Mereka adalah pemimpin, penggerak engine yang saya maksud diatas. Jadi kedua tipe mahasiswa ini akan sangat saling membutuhkan. Dan tentu saja, negara ini membutuhkan kedua tipe mahasiswa ini. Tapi harus saya tekankan, bahwwa negara ini hanya membutuhkan mahasiswa sejati, mahasiswa yang sebenarnya. Maksud saya, mahasiswa yang benar – benar mau berfikir, mau ber korban, mau aktif untuk dirinya dan bangsanya. Bukan mahasiswa sok pintar, dan bukan mahasiswa sok aktivis yang suka teriak – teriak nggak jelas. Demo sana – sini dengan kerusuhan dan bikin onar. Itu bukan mahasiswa, mahasiswa adalah kaum intelek, dan akan menyelesaikan setiap masalah dengan cara intelek. So, mana yang kamu pilih, kejar IPK? Atau jadi aktivis dan sosialita? Better if you can be them both.
IPK Seniornya Jeblok, Peserta SNMPTN Terancam Tak Lulus
Para peserta SNMPTN 2014 akan ikut ditentukan oleh kualitas para alumni
sekolah asalnya. Itu jadi salah satu variabel baru dalam penilaian
kelulusan SNMPTN.
"Dalam SNMPTN, yang dibutuhkan nilai rapor, tapi bukan itu satu-satunya. Ada beberapa variabel lain yang digunakan, misalnya prosentase kakak kelasnya yang diterima ujian tertulis, IPK alumninya di fakultas yang bersangkutan," kata Ketua Pelaksana SNMPTN 2014, Ganjar Kurnia, di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu 11 Desember 2013 malam.
Hal itu dilakukan agar para peserta SNMPTN yang dinyatakan lulus benar-benar berkualitas. Pada saat yang sama, sekolah secara tidak langsung dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah dan siswanya.
Dijelaskan Ganjar, hal serupa dilakukan Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam penerimaan mahasiswa barunya melalui proses SNMPTN. Dari variabel penilaian 'para senior', Unpad bisa mengetahui kualitas sekolah peserta SNMPTN.
Di Unpad, kualitas alumni salah satu SMA benar-benar jadi penilaian. Salah satu yang dinilai adalah IPK ketika mahasiswa lulus. "Kita menelusuri IPK alumninya yang diterima di Unpad itu rata-rata IPK-nya berapa," jelasnya.
IPK mahasiswa itu kemudian diakumulasikan dengan IPK para para mahasiswa Unpad dari lulusan SMA yang sama. "Kita gunakan nilai-nilai tersebut sehingga nanti kita akan mendapatkan satu nilai yang menggambarkan sekolah, posisi sekolah, dan juga kemampuan anaknya itu sendiri," tutur Ganjar.
Dalam penilaian seleksi SNMPTN, ada lima variabel yang dipertimbangkan untuk menentukan kelulusan peserta. Pertama meliputi tiga indeks atau faktor yaitu siswa, sekolah, dan wilayah. Kedua indeks siswa dengan indikator nilai rapor, kelengkapan nilai rapor, pencapaian nilai pelajaran dibanding kriteria ketuntasan minimal, nilai ujian nasional, dan prestasi lainnya.
Ketiga, indeks sekolah dengan indikator nilai rata-rata ujian nasional, nilai SBMPTN alumnya, akreditasi sekolah, serta jumlah siswa yang diterima di PTN melalui jalur SBMPTN dan SNMPTN tahun sebelumnya. Penilaian keempat adalah indeks wilayah dengan mempertimbangkan azas pemertaan. Terakhir, kebijakan sistem penilaian lokal diserahkan kepada masing-masing PTN.
Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2013/12/12/373/911199/ipk-seniornya-jeblok-peserta-snmptn-terancam-tak-lulus
"Dalam SNMPTN, yang dibutuhkan nilai rapor, tapi bukan itu satu-satunya. Ada beberapa variabel lain yang digunakan, misalnya prosentase kakak kelasnya yang diterima ujian tertulis, IPK alumninya di fakultas yang bersangkutan," kata Ketua Pelaksana SNMPTN 2014, Ganjar Kurnia, di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu 11 Desember 2013 malam.
Hal itu dilakukan agar para peserta SNMPTN yang dinyatakan lulus benar-benar berkualitas. Pada saat yang sama, sekolah secara tidak langsung dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah dan siswanya.
Dijelaskan Ganjar, hal serupa dilakukan Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam penerimaan mahasiswa barunya melalui proses SNMPTN. Dari variabel penilaian 'para senior', Unpad bisa mengetahui kualitas sekolah peserta SNMPTN.
Di Unpad, kualitas alumni salah satu SMA benar-benar jadi penilaian. Salah satu yang dinilai adalah IPK ketika mahasiswa lulus. "Kita menelusuri IPK alumninya yang diterima di Unpad itu rata-rata IPK-nya berapa," jelasnya.
IPK mahasiswa itu kemudian diakumulasikan dengan IPK para para mahasiswa Unpad dari lulusan SMA yang sama. "Kita gunakan nilai-nilai tersebut sehingga nanti kita akan mendapatkan satu nilai yang menggambarkan sekolah, posisi sekolah, dan juga kemampuan anaknya itu sendiri," tutur Ganjar.
Dalam penilaian seleksi SNMPTN, ada lima variabel yang dipertimbangkan untuk menentukan kelulusan peserta. Pertama meliputi tiga indeks atau faktor yaitu siswa, sekolah, dan wilayah. Kedua indeks siswa dengan indikator nilai rapor, kelengkapan nilai rapor, pencapaian nilai pelajaran dibanding kriteria ketuntasan minimal, nilai ujian nasional, dan prestasi lainnya.
Ketiga, indeks sekolah dengan indikator nilai rata-rata ujian nasional, nilai SBMPTN alumnya, akreditasi sekolah, serta jumlah siswa yang diterima di PTN melalui jalur SBMPTN dan SNMPTN tahun sebelumnya. Penilaian keempat adalah indeks wilayah dengan mempertimbangkan azas pemertaan. Terakhir, kebijakan sistem penilaian lokal diserahkan kepada masing-masing PTN.
Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2013/12/12/373/911199/ipk-seniornya-jeblok-peserta-snmptn-terancam-tak-lulus
Coming Soon Event: Expo Campus of Smaransa, Gerbang Perguruan Tinggi
Ika Smaransa terus membuat gebrakan untuk mengabdi kepada sekolah dan
kampung halaman, Randublatung. Setelah sebelumnya sukses
menyelenggarakan acara bakti sosial dengan buka bersama dengan panti
asuhan dan Pondok Pesantren Ar-Rohmah Randublatung, kali ini pemuda -
pemuda penuh semangat ini tengah merencanakan sebuah event yang
ditujukan untuk siswa SMA kelas XII di Randublatung dan sekitarnya,
terutama tentu saja siswa - siswi SMA N 1 Randublatung. Acara tersebut
diberi nama Expo Campuss of Smaransa. Acara ini adalah bentuk kepedulian
Ika Smaransa terhadap pendidikan bagi masyarakat Randublatung, karena
nantinya dengan acara ini Ika Smaransa menyediakan tempat dimana
siswa-siswi SMA untuk bertemu dan bertanya langsung kepada mahasiswa -
mahasiswi dari kampus - kampus terbaik. Diharapkan dengan adanya acara
ini dapat memudahkan transfer informasi tentang kampus,
lingkungan hidup dan sebagainya dari mahasiswa yang sudah merasakan
secara langsung kepada siswa siswi SMA yang baru akan mendaftar. Dan
juga dengan acara ini diharapkan dapat memotivasi siswa - siswi untuk
tidak puas belajar, dan ingin terus meraih pendidikan yang lebih tinggi.
Acara ini masih dalam tahap Coming Soon.
Sejauh ini, panitia yang diketuai Ahmad Dwi Mulyasani (Undip 2013),
tengah mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan Expo. Seperti
tanggal pelaksanaan, ijin tempat (rencana Di SMA N 1 Randublatung), listing kampus
yang akan mengikuti expo dan dana. Rencana acara akan dilaksanakan pada
pertengahan bulan januari 2014. namun untuk tanggal pastinya belum
ditentukan.
Mudah - mudahan saja acara yang sudah
direncanakan dengan matang ini bakal terlaksana dengan sukses baik dari
segi acara maupun pencapaian tujuan awal yaitu penyaluran informasi
kepada siswa. Diharapkan akan semakin banyak siswa - siswi di SMA N 1
Randublatung khususnya, dan SMA di Randublatung pada umumnya yang dapat
menjejakkan kakinya di kampus - kampus terbaik negeri ini. Dan
diharapkan nantinya calon - calon mahasiswa itu dapat menerapkan ilmunya
untuk membangun Randublatung dan Blora.
PIMNAS 26 Mataram : ITS Sabet Juara Umum
Usai sudah gelaran acara tahunan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMMAS) ke 26 yang diselenggarakan 9-13 September 2013 di Universitas Mataram, Lombok Nusa Tenggara Timur. Gelaran tahun ini di hadiri oleh 2.000 lebih mahasiswa dari ratusan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Acara bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional alias Pimnas yang merupakan ajang bergengsi antar mahasiswa di Indonesia untuk unjuk kreatifitas tahun ini ditutup dengan keberhasilan Institut teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyabet gelar juara umum di Mataram. ITS berhasil menggusur tetangganya dari Kota Malang, Universitas Brawijaya dari tangga juara umum pimnas tahun lalu di Yogyakarta. Dengan gelar ini ITS semakin menasbihkan diri sebagai salah satu institut teknologi terbaik di Indonesia. Kesuksesan ITS diikuti oleh tetangga sekotanya yaitu universitas airlangga Surabaya yang menempati posisi kedua. Kemudian disusul Universitas Gadjah Mada diposisi 3.
Berikut Ini Daftar 10 Besar Pimnas 26 Universitas Mataram:
1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
2. Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya
3. Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta
4. Universitas Brawijaya (UB), Malang
5. Institut Pertanian Bogor IPB), Bogor
6. Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang
7. Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta
8. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta
9. Universitas Sriwijaya (UNSRI), Palembang
10. Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang
Selamat buat ITS, sampai jumpa di PIMNAS tahun depan. Ayo buat PKM dan bikin almamatermu bangga
Acara bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional alias Pimnas yang merupakan ajang bergengsi antar mahasiswa di Indonesia untuk unjuk kreatifitas tahun ini ditutup dengan keberhasilan Institut teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyabet gelar juara umum di Mataram. ITS berhasil menggusur tetangganya dari Kota Malang, Universitas Brawijaya dari tangga juara umum pimnas tahun lalu di Yogyakarta. Dengan gelar ini ITS semakin menasbihkan diri sebagai salah satu institut teknologi terbaik di Indonesia. Kesuksesan ITS diikuti oleh tetangga sekotanya yaitu universitas airlangga Surabaya yang menempati posisi kedua. Kemudian disusul Universitas Gadjah Mada diposisi 3.
Berikut Ini Daftar 10 Besar Pimnas 26 Universitas Mataram:
1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
2. Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya
3. Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta
4. Universitas Brawijaya (UB), Malang
5. Institut Pertanian Bogor IPB), Bogor
6. Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang
7. Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta
8. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta
9. Universitas Sriwijaya (UNSRI), Palembang
10. Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang
Selamat buat ITS, sampai jumpa di PIMNAS tahun depan. Ayo buat PKM dan bikin almamatermu bangga
Buka Bersama Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Ar-Rohmah Randublatung
3 Agustus 2013 menjadi hari yang cukup istimewa bagi para alumni SMA N 1 Randublatung, terutama angkatan 2012 dan 2013. Pada hari itu, mereka atas nama IKA SMARANSA berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan bakti sosial di wilayah Randublatung, tepatnya di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Ar-Rohmah Randublatung. Bentuk bakti sosial itu sendiri adalah dengan menyediakan buka puasa bersama di masjid pesantren tersebut. Acara juga diisi dengan sedikit tausyah dari bapak Muthohar yaitu bapak pengelola panti asuhan dan pondok Pesantren Ar-rohmah.
Acara ini merupakan suatu gagasan yang bagus untuk menjalin silaturahmi yang kuat antar alumni. Karena dengan diadakannya acara seperti ini, beberapa alumni yang tergabung dalam panitia harus bekerja sama bahu membahu selama hampir satu bulan full untuk membuat acara ini berjalan sukses. Selain itu, alumni yang tidak tergabung dalam panitia tetap bisa memberikan kontribusinya dengan cara memberi sumbangan (dalam bentuk dana dan pakaian bekas layak pakai). Disinilah terjadi banyak interaksi yang membuat alumni terlihat semakin akrab.
Acara ini sendiri merupakan ide dari teman - teman alumni dari divisi Semarang yang kemudian diusulkan keseluruh alumni dan mendapat sambutan yang positif sehingga acara ini kemudian dilanjutkan dan berjalan dengan baik. Awalnya semua berfikir akan kesulitan mengadakan acara seperti ini, karena dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun karena niat kuat para panitia untuk berbagi, berhasil memaksa mereka bekerja keras untuk menyelenggarakan acara ini dengan baik.
Acara ini merupakan suatu gagasan yang bagus untuk menjalin silaturahmi yang kuat antar alumni. Karena dengan diadakannya acara seperti ini, beberapa alumni yang tergabung dalam panitia harus bekerja sama bahu membahu selama hampir satu bulan full untuk membuat acara ini berjalan sukses. Selain itu, alumni yang tidak tergabung dalam panitia tetap bisa memberikan kontribusinya dengan cara memberi sumbangan (dalam bentuk dana dan pakaian bekas layak pakai). Disinilah terjadi banyak interaksi yang membuat alumni terlihat semakin akrab.
Acara ini sendiri merupakan ide dari teman - teman alumni dari divisi Semarang yang kemudian diusulkan keseluruh alumni dan mendapat sambutan yang positif sehingga acara ini kemudian dilanjutkan dan berjalan dengan baik. Awalnya semua berfikir akan kesulitan mengadakan acara seperti ini, karena dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun karena niat kuat para panitia untuk berbagi, berhasil memaksa mereka bekerja keras untuk menyelenggarakan acara ini dengan baik.
IKA SMARANSA (Ikatan Keluarga Alumni SMA N 1 Randublatung)
Ika Smaransa merupakan sebuah organisasi tak resmi yang dari awal pembentukannya bertujuan untuk menyatukan seluruh alumni SMA N 1 Randublatung yang selama ini ikatannya terpecah di masing - masing angkatan. Ika Smaransa dibentuk untuk menjadi perantara antar angkatan agar tetap terjalin silaturahmi yang kuat antar alumni. Selain itu juga bertujuan untuk berbagi informasi seperti lowongan kerja dan sebagainya. Untuk siswa lulusan 2010 keatas, yang masih berstatus sebagai mahasiswa bisa membantu adek - adek kelas untuk berbagi informasi masalah kampus dan lain - lain.
IKA SMARANSA dibentuk pada tahun 2012 oleh Bapak Kepala SMA N 1 Randublatung, Bapak Ali Rozaq dengan kepengurusan pertama angkatan 2012. Ketua pertama adalah Auviar Rizky Wicaksanti (UGM 2012) dibantu dengan kepala divisi dimasing - masing kota dan kampus. Walaupun sejauh ini kepengurusan tersebut masih berjalan setengah - setengah karena kesibukan masing - masing pengurus di kampusnya.